
keluargaku. Kini membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolong-ku? Duh, maaf aku pun tak punya rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu, kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang. Tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.Ayo bermain-main lagi denganku, kata pohon apel.Aku sedih, kata anak lelaki itu. Aku sudah tua dan ingin hidup tenang.
Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar? Duh, maaf aku tak punya kapal. Tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau.Pergilah berlayar danbersenang-senanglah.Kemu dian anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang di idamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.Maaf anakku, aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu
Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buah apelmu.Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.Sekarang aku sudah terlalu tua untuk itu.Aku benar-benar tak punya apa-apa lagi yang bisa aku berikan kepadamu.Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini, kata pohon apel sambil menitikkan air mata.Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang. Aku hanya membutuhkan tempat beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.Ooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukanakar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka dan hanyadatang ketika kita memerlukan sesuatu atau ketika kita dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Antum mungkin berpikir betapa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon apel itu. Tapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Assalamu alaikum wrwb
BalasHapusSemoga yang menulis kata kata kebaikan ini bersama keluarganya dalam keadaan sehat dan sejahtera.. kadang kebaikan itu tak selalu diucapkan tapi bisa dituliskan.
apa kabarnya dan dimanakah sekarang